Tag: Rock Legends

6 November 1970: Aerosmith Manggung Perdana, Dibayar Hanya 50 Dolar!

Awal Mula Karier Aerosmith

Kisah perjalanan musisi ternama dunia sering kali bermula dari tempat-tempat tak terduga, begitu pula dengan band rock legendaris Aerosmith. Tepat pada 6 November 1970, Aerosmith untuk pertama kalinya tampil di sebuah acara sekolah di Nipmuc Regional High School, Mendon, Massachusetts.

Melansir This Day in Music, sejak pentas pertama tersebut, Aerosmith terus berkembang hingga menjadi salah satu band rock dengan penjualan album tersukses sepanjang masa. Grup musik yang dijuluki sebagai “Bocah-bocah Bengal dari Boston” ini telah menjual lebih dari 150 juta keping album di seluruh dunia dan memegang rekor sebagai band Amerika dengan koleksi album emas dan multi-platinum terbanyak.

Terbentuknya Aerosmith

Menurut All Music, Aerosmith terbentuk pada 1970 saat vokalis Steven Tyler bertemu dengan calon gitarisnya, Joe Perry, di sebuah kedai es krim di Sunapee, New Hampshire. Tyler, yang awalnya seorang drummer, akhirnya membentuk band bersama Perry dan Tom Hamilton (bassist).

Tak lama kemudian, mereka merekrut Ray Tabano sebagai gitaris kedua, sebelum akhirnya digantikan oleh Brad Whitford pada 1971. Formasi band ini menjadi lengkap setelah Joey Kramer bergabung sebagai drummer, sementara Tyler beralih menjadi vokalis utama.

Konser Perdana di Sekolah

Melansir UCR, kesempatan manggung pertama Aerosmith datang dari koneksi pribadi. Ibu Joe Perry, yang bekerja di dekat Nipmuc Regional High School, memperkenalkan band tersebut ke pihak sekolah dan akhirnya berhasil mendapatkan slot tampil.

Saat konser pertama ini, Aerosmith masih diperkuat oleh Ray Tabano sebelum akhirnya digantikan oleh Brad Whitford satu tahun kemudian.

Dalam biografi yang ditulis oleh Jeff Burlingame, konser perdana mereka digambarkan sebagai pertunjukan yang luar biasa. Seorang penonton bernama Roy Spindel bahkan mengatakan:

“Saya masih ingat betapa saya terpesona dengan suara mereka. Saat mereka bermain, saya langsung yakin bahwa mereka akan menjadi besar. Rasanya seperti menyaksikan Rolling Stones tampil untuk pertama kali.”

Dibayar 50 Dollar AS

Aerosmith tidak hanya dikenal karena musik rock mereka, tetapi juga karena citra “anak bengal” yang telah melekat sejak awal. Dalam konser pertama ini, Steven Tyler bahkan mencuri seragam sekolah dari loker dan mengenakannya saat tampil. Selain itu, Perry dan Tyler sempat berdebat di atas panggung karena volume suara gitar Perry yang dianggap terlalu kencang.

Namun, bayaran konser pertama ini ternyata menjadi penyelamat bagi Aerosmith. Carl Olson, seorang guru sejarah yang membantu mengatur konser, mengatakan bahwa tiket konser dijual seharga 50 atau 75 sen, sementara band mendapat bayaran 50 dollar AS.

“Dalam otobiografi mereka, disebutkan bahwa uang ini digunakan untuk membayar sewa apartemen di Boston tempat mereka tinggal saat itu,” ujar Olson.

Pada masa itu, para anggota band masih harus bekerja paruh waktu. Steven Tyler sendiri bekerja di toko roti untuk mencukupi biaya hidupnya.


Biodata Aerosmith

  • Vokalis: Steven Tyler
  • Lead Guitar: Joe Perry
  • Gitar: Brad Whitford, Ray Tabano (eks)
  • Bassist: Tom Hamilton
  • Drummer: Joey Kramer

Penghargaan:

  • Rock and Roll Hall of Fame (2001)
  • Grammy Award (1990, 1993, 1994, 1998)

Diskografi Aerosmith

  1. Aerosmith (1973)
  2. Get Your Wings (1974)
  3. Toys in the Attic (1975)
  4. Rocks (1976)
  5. Draw the Line (1977)
  6. Live Bootleg (1978)
  7. Night in the Ruts (1979)
  8. Rock in a Hard Place (1982)
  9. Done with Mirrors (1985)
  10. Permanent Vacation (1987)
  11. Pump (1989)
  12. Get a Grip (1993)
  13. Nine Lives (1997)
  14. A Little South of Sanity (1998)
  15. Just Push Play (2001)
  16. Honkin’ on Bobo (2004)
  17. Rockin’ the Joint (2005)
  18. Music from Another Dimension (2012)
  19. Rocks Donington 2014 (2015)

Megadeth di Jogjarockarta 2018: Mengundang Presiden Jokowi dan Ganjar Pranowo

Band thrash metal ternama asal Amerika Serikat, Megadeth, akan kembali menggempur Indonesia. Setelah sebelumnya sukses menghibur para penggemarnya dalam acara Hammersonic Fest 2017, kini band asal Los Angeles tersebut akan tampil di event Jogjarockarta 2018 pada 27 Oktober mendatang.

Sehubungan dengan kedatangan band yang didirikan oleh Dave Mustaine itu ke Indonesia, kami akan merangkum kilas balik perjalanan Megadeth yang mempopulerkan lagu “Peace Sells”.

Megadeth Live in Hammersonic 2017 (Foto: Instagram/@hammersonicfest)

Megadeth dapat dikatakan sebagai ‘proyek sakit hati’ dari Dave Mustaine. Mengapa? Dilansir dari majalah Metal Hammer, Mustaine adalah salah satu personel formasi awal Metallica. Ya, ia dulunya adalah gitaris dari band yang kini memiliki formasi James Hetfield (vokal dan gitar), Kirk Hammet (gitar), Robert Trujillo (bass), dan Lars Ulrich (drum).

Namun, Mustaine dipecat dari Metallica sebelum album debut mereka, “Kill ‘Em All”, dirilis pada Juli 1983. Alasannya, Mustaine dikenal sebagai seorang pemabuk yang kecanduan alkohol dan obat-obatan. Ia kemudian dipulangkan dari tur oleh rekan-rekan satu bandnya, dari New York ke San Francisco. Dalam perjalanan, Mustaine merenung dan bertekad untuk membentuk band yang lebih keras dan lebih brutal dibanding Metallica.

“Aku menginginkan darah mereka (Metallica). Itu isi pikiranku saat itu,” ucap Mustaine.

Pada musim panas 1983, Mustaine membentuk Megadeth bersama sang bassist, David Ellefson. Saat itu, sektor gitar band tersebut diisi oleh Chris Polland dan Gar Samuelson. Mereka kemudian merilis album perdana “Killing is My Business… and Business is Good” pada tahun 1985. Sepanjang 35 tahun berkarya, band ini telah merilis 15 album.

Nama Megadeth mulai dikenal luas oleh publik setelah merilis album “Peace Sells… But Who’s Buying” pada tahun 1986. Lagu “Peace Sells” pun berhasil memikat para penikmat musik keras dengan permainan gitar Mustaine yang cepat namun melodius.

Pada tahun 2002, band ini sempat bubar akibat Mustaine mengalami kecelakaan yang menyebabkan cedera otot di tangan kirinya. Hal ini membuatnya tak lagi bisa bermain gitar, dan ia memilih untuk mengundurkan diri dari Megadeth. Pada bulan April 2002, band ini pun dinyatakan bubar.

Namun, setelah menjalani pengobatan intensif, termasuk terapi, Mustaine pulih dari cederanya. Ia kembali bermusik dan Megadeth bangkit kembali pada 2004.

Selama 35 tahun berkarya, Megadeth sering berganti personel, terutama di sektor gitar dan drum. Beberapa nama besar yang pernah bergabung dengan Megadeth antara lain Marty Friedman, almarhum Nick Menza, dan Shawn Drover.

Album terbaru Megadeth, “Dystopia”, dirilis pada 2016. Dalam album ini, selain Mustaine dan Ellefson, ada dua personel baru yang sebenarnya bukan wajah baru di dunia musik metal. Mereka adalah Kiko Loureiro, mantan gitaris band power metal asal Brasil, Angra, dan Chris Adler, drummer band metal asal Amerika Serikat, Lamb of God. Formasi band ini pun kembali berganti, dengan Dirk Verbeuren sebagai penabuh drum dalam gelaran Jogjarockarta 2018.

Yang menarik, dalam parade musik rock internasional kelas dunia ini, Megadeth diketahui mengundang Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, untuk menyaksikan penampilan mereka secara langsung di Stadion Kridosono, Yogyakarta. Tak hanya Jokowi, pelantun “Rust in Peace” itu juga mengajak Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Tahun lalu, Ganjar diketahui ikut menonton festival musik tersebut pada hari pertama bersama sang istri, Siti Atiqoh Supriyanti, dan anaknya. Saat itu, Ganjar sengaja menghadiri JogjaRockarta untuk menyaksikan LaBrie dan kawan-kawan manggung.

“Kami berharap Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (@jokowi) dan Gubernur Ganjar Pranowo (@ganjarpranowo) dapat menerima undangan kami untuk melihat penampilan kami di Yogyakarta pada 27 Oktober. Kami tak sabar untuk bermain di @jogjaROCKarta dan bertemu kalian berdua di sana,” tulis akun Twitter @Megadeth pada 19 September.

Ajakan Megadeth pun langsung mendapat respons positif dari Ganjar melalui postingan di akun Instagram pribadinya, @ganjar_pranowo.

“Matur nuwun sanget mas @megadeth, Insyaallah kulo nonton… kamu mau ikut enggak?” tulis Ganjar Pranowo.

Film Dokumenter Bon Jovi: Perjalanan Band yang Menginspirasi Dunia Musik

Film serial dokumenter Thank You, Goodnight: The Bon Jovi Story akan tayang perdana di layanan streaming Disney+ dan Hulu pada Jum’at, 26 April 2024.

Jakarta – Rocker Bon Jovi mengungkap 40 tahun bermusik mereka dalam serial dokumenter baru Thank You, Goodnight: The Bon Jovi Story. Serial ini akan tayang perdana di layanan streaming Disney+ dan Hulu pada Jum’at, 26 April 2024.

Dalam episode empat bagian tersebut, cuplikan arsip serta video dan foto pribadi saling terkait dengan wawancara masa kini dan adegan grup tersebut memulai tur tahun 2022 mereka.

Ini mendokumentasikan kebangkitan band Amerika di awal 1980-an dan kurva pembelajaran tajam yang mereka hadapi saat berkembang dari bermain di klub Jersey Shore hingga stadion di seluruh dunia.

“Kami tak ingin membuat karya yang sia-sia di sini. Ini merupakan perjalanan yang luar biasa. Dalam karier sejati apa pun, terutama jika Anda berbicara tentang 40 tahun, akan ada puncak dan lembahnya. Dan kami ingin melakukannya jujurlah tentang hal itu,” kata pentolan supergrup, Jon Bon Jovi, dikutip dari Reuters, Rabu, 17 April 2024.

Perjalanan band rock Bon Jovi

Dikutip dari Medium, Bon Jovi, band rock Amerika yang didirikan pada 1983 di Sayreville, New Jersey. Band ini awalnya terdiri dari vokalis utama Jon Bon Jovi, gitaris Richie Sambora, kibordis David Bryan, bassis Alec John Such, dan drummer Tico Torres.

Perjalanan puncak kejayaan band ini terjadi selama akhir tahun 1980-an hingga 1990-an, periode di mana mereka merilis beberapa album yang mendefinisikan karier mereka dan mengukir sejarah musik.

Bon Jovi mulai mendapatkan perhatian dengan album debut self-titled mereka yang dirilis pada 1984, namun keberhasilan besar pertama mereka datang dengan rilis album kedua mereka, “7800° Fahrenheit” pada 1985. Meski album ini menunjukkan potensi band, itu belum cukup untuk mendorong mereka ke dalam stratosfer rock ‘n’ roll.

Dikutip dari LiveAbout, keberhasilan fenomenal Bon Jovi dimulai dengan rilis album “Slippery When Wet” pada 1986. Menampilkan single hit seperti Livin’ on a Prayer, You Give Love a Bad Name. Dan Wanted Dead or Alive, album ini menduduki puncak tangga lagu di seluruh dunia dan mengukuhkan status Bon Jovi sebagai ikon rock. Album-album berikutnya, termasuk “New Jersey” (1988) dan “Keep the Faith” (1992), semakin mengukuhkan tempatnya dalam sejarah musik dunia.

Menghadapi perubahan pasar musik dan selera pendengar, Bon Jovi berhasil melakukan reinvensi diri dengan album “Crush” (2000), yang melahirkan hit besar It’s My Life.

Sepanjang karier band yang termasyhur, Bon Jovi telah menjual lebih dari 130 juta rekaman di seluruh dunia. Ini menjadikan mereka salah satu band terlaris sepanjang masa. Ada banyak penghargaan yang telah diterima Bon Jovi, termasuk Grammy Awards, American Music Awards, dan masuk dalam Rock and Roll Hall of Fame pada 2018.

Meskipun ada perubahan lineup dan tren musik yang berkembang, Bon Jovi terus melakukan tur dan merekam musik baru, menginspirasi penonton dengan semangat, ketangguhan, dan semangat rock ‘n’ roll mereka yang tak lekang oleh waktu. Bahkan mereka akan mengeluarkan album studio ke-16 mereka bertajuk “Forever”. Album ini akan dirilis pada Juni 2024.

Biografi Band Queen yang Mengukir Sejarah Musik Dunia Dari Inggris

Absolutmetal.com – Biografi Band Queen. Mereka dikenal sebagai band atau grup musik paling dikenal di dunia. Beberapa lagunya seperti Bohemian Rhapsody, We Are The Champions, serta We Will Rock You paling sering dinyanyikan dan diperdengarkan.

Kisah Band ini bahkan diangkat menjadi sebuah film yang berjudul Bohemian Rhapsody yang menceritakan kisah dari para personilnya yakni Freddie Mercury, Brian May, Ben Hardy serta John Deacon. Berikut biografi Band Queen dan kisah perjalanan band asal London menjadi salah satu band paling melegenda di dunia.

Awal mula Queen muncul di tahun 1968 saat dua orang pelajar London’s Imperial College Brian May dan Tim Staffell ingin ngeband.

Mereka lantas mengiklankan di papan pengumuman sekolah, bahwa sedang mencari drummer dengan style seperti Ginger Baker. Iklan ini menarik perhatian pemuda bernama Roger Meddows Taylor untuk ikut audisi dan berhasil lolos. Group ini kemudian diberi nama SMILE.

Bergabungnya Freddie Mercury

Tahun 1970 SMILE ditinggal pergi Tim Staffel dan bergabung dengan group “Humpy Bong”. Frederick Bulsara teman kuliah Tim Staffel di Ealing College of Art lantas bergabung, inilah cerita tentang Queen bermula. Frederick Bulsara mengganti namanya menjadi Freddie Mercury, dan nama band dirubah menjadi QUEEN.

Queen adalah kelompok musik rock dari Britania Raya yang berjaya di tahun 70-an sampai 90-an. Bahkan sampai sekarang mereka masih terkenal, terutama karena lagu-lagunya yang sering diputar seperti “We Are the Champions”, “Bohemian Rhapsody” dan “We Will Rock You”.

Mereka sejak awal sampai akhir tidak pernah mengalami pergantian personel, dengan empat anggota John Deacon, Brian May, Freddie Mercury dan Roger Taylor.

Untuk pemain bass Queen menggunakan pemain bass cabutan sampai saat John Deacon pada bulan Pebruary tahun 1971 resmi menjadi anggota ke 4 Queen.

Dari Pentas Kecil Menuju Panggung Dunia

Band ini manggung tanpa lelah di pentas kecil untuk teman-teman dekat mereka, sampai mereka dapat kesempatan untuk mencoba studio rekaman baru yang bernama “De Lane Lea”.

Disini Queen merekam demo tapes dan menandatangani kontrak dengan Trident di tahun 1972, dan dibayar sebesar £60 per minggu.

Queen memulai bekerja mempersiapkan album pertama mereka yang direkam dibawah pengawasan Roy Thomas Baker dan John Anthony (staff enginer di Trident Studios)

Pada tahun 1973 Trident dan EMI menandatangani kontrak rekaman dengan Queen, dan pada bulan Juli 1973 mereka merilis album pertama dengan titel Queen dengan corak musik yang menggabungkan unsur hard rock dengan harmoni vokal ala opera.

Album dengan cover warna suram ini selama 17 minggu bertengger ditangga album mencapai no 24. Peluncuran album ini diiringi tour Inggris, mereka menjadi band pembuka “Mott The Hoople”, yang dimulai di Town Halls, kota Leeds pada 12 November 1973.

Banyak orang menilai aksi mereka lebih dari sekedar band pembuka, sehingga menghasilkan para pengikut awal Queen. Penggarapan album ketiga berlangsung dari bulan Juli 1974 sampai dengan November 1974.

Berbeda dengan sebelumnya, dimana dimulai tanpa keterlibatan Brian May, dan sedikitnya bantuan dari Roy Thomas Baker. Setelah Brian May merasakan kondisi yang lebih baik, barulah dia datang ke studio untuk mengisi bagian gitar meskipun sebenarnya masih belum pulih seratus persen.

Pada 11 Oktober 1974 single “Killer Queen”/”Flick Of The Wrist’” dirilis dan menjadi hits dimana selama 11 minggu bertengger di tangga ke 2.

Lagu Killer Queen menurut Brian May merupakan suatu lagu yang terbaik yang menjadi titik balik kesuksesan dari Queen. Lagu ini bercerita tentang gadis panggilan kelas atas yang dalam tafsiran Freddie Mercury bahwa orang kalangan kelas atas pun bisa menjadi PSK juga.

Akhirnya album ketiga ini dapat diselesaikan dan dirilis pada tanggal 1 bulan November 1974 di Empire, Liverpool dengan titel SHEER HEART ATTACK yang memuat 13 track.

Pada 9 Januari 1975 diluncurkan single yang diambil dari album Sheer Heart Attack, yaitu “Now I’m Here”/”Lily of the Valey” (buat gue lagu Now I’m Here paling berkesan adalah versi yang di dobel album Live Killers).

Tahun 1975 di bulan Februari 1975 dengan dukungan penuh dari label Elektra, Queen melakukan invasi ke Amerika sebagai headliner yang dimulai dari Agora, Columbus Ohio pada tanggal 5 Pebruari 1975.

Band Queen Sukses Besar

Meskipun dihujani kritik yang membandingkan mereka dengan led Zeppelin, namun penjualan tiket mereka sangat mengesankan dan selalu sold out. Sehingga beberapa pertunjukan terpaksa dilakukan 2 kali pada venue yang sama.

Ditengah kesuksesan itu, lagi-lagi masalah medis mendera Queen. Kali ini Freddie Mercury diserang Radang Tenggorokan pada bulan April 1975, dan kondisinya cukup serius sehingga terpaksa membatalkan 7 jadwal dari rangkaian USA tour ini dan Queen memutuskan berlibur selama 10 hari di Hawaii, sebelum mereka meluncur ke Jepang (negeri yang membuat Queen tergila-gila).

Tour Jepang diawali pada 19 April di Budokan, Tokyo dan disambung dengan kota-kota Nagoya, Kobe, Fukuoka, Okayama, Shizuoka, Yokohama dan kembali lagi ke Tokyo di Budokan.

Ketika mereka pertama kali mendarat di bandara Jepang disambut oleh ribuan pengemar mereka. Pada saat yang sama Sheer Heart Attack memuncaki chart di Jepang.

Meninggalnya Freddie Mercury

Queen sempat vakum di awal 1990-an ketika Freddie Mercury meninggal dunia karena AIDS. Meskipun begitu, mereka masih sempat mengeluarkan album baru, yaitu Made In Heaven pada 1995 dengan menggunakan suara Mercury yang direkam sebelumnya.

Mereka juga sempat mengeluarkan singel baru, No-One But You (Only The Good Die Young) pada 1998. Di singel ini, gitaris Brian May merangkap sebagai vokalis karena Queen belum mendapatkan vokalis tetap.

Sebelumnya, Queen sempat mengadakan proyek Queen + Proyek ini adalah proyek di mana Queen berkolaborasi dengan artis-artis lainnya seperti George Michael, Elton John, Luciano Pavarotti, dan sebagainya. Queen + sudah terlihat sejak diadakannya Freddie Mercury Tribute Concert untuk mengenang Freddie Mercury pada 1992.

Hanya saja, Queen + cuma menyanyikan lagu-lagu lama mereka yang menjadi hits, seperti Somebody to Love, Too Much Love Will Kill You, dan sebagainya. Setelah rilis singel No-One But You (Only The Good Die Young), basis John Deacon memutuskan untuk mengakhiri kebersamaannya dengan Queen. Pada 2004, Queen menemukan vokalis baru, yaitu Paul Rodgers. Mereka sempat mengadakan show di Hyde Park, Sheffield, Inggris.

Link Terkait :