
Lagu “Rumah Kita” dari God Bless menjadi salah satu hits ikonik yang sangat populer. Lagu ini terdapat dalam album Semut Hitam, yang juga dikenal sebagai album terlaris dari grup band legendaris tersebut. Lagu “Rumah Kita” sudah seperti milik publik, sering dinyanyikan dan dikenang banyak orang.
Lagu ini diciptakan oleh Ian Antono, gitaris God Bless. Ian mengungkapkan bahwa lagu “Rumah Kita” menggambarkan perjalanan hidupnya dalam dunia musik Indonesia. Ia teringat saat meninggalkan kota kelahirannya di Malang untuk merantau ke Jakarta yang saat itu penuh ketidakpastian.
Dalam wawancara, Ian mengatakan bahwa lirik “haruskah kita beranjak ke kota… yang penuh dengan tanya…” mencerminkan perasaan dan pengalaman pribadinya di awal karir sebagai musisi. Menurut Ian, bertahan hidup di Jakarta waktu itu tidaklah mudah.
Selain itu, dalam lagu ini juga terdapat tiga jenis bunga yang disebutkan: bunga anyelir, bunga melati, dan bunga bakung. Ian menjelaskan bahwa ketiga bunga tersebut adalah usulan dari istrinya, yang membantunya menemukan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan bunga-bunga yang identik dengan kehidupan orang kampung.
- Bunga bakung menggambarkan bunga yang umum tumbuh di desa.
- Bunga anyelir dan melati mewakili kehidupan orang berada di kota.
Dengan lirik yang penuh makna dan mudah diterima, “Rumah Kita” telah menjadi lagu yang tidak hanya ikonik bagi God Bless, tetapi juga begitu dekat dengan hati masyarakat.
JAKARTA – Sejarah grup band God Bless memang menarik untuk dibahas. Para penggemar musik rock Indonesia pasti tak asing dengan grup musik legendaris ini. Band yang sudah melalang buana selama setengah abad ini memiliki tempat di hati pecinta musik Indonesia. Meskipun banyak band yang lahir pada era yang sama kini telah menghilang, God Bless justru masih tetap bertahan hingga saat ini.
Penasaran dengan sejarah dan perjalanan grup musik rock ini? Simak penjelasannya berikut yang dirangkum dari berbagai sumber pada Rabu (29/3/2023).
Sejarah Grup Band God Bless
Lahir pada tahun 1970-an, God Bless bermula setelah kepulangan musisi internasional Ahmad Albar dari Belanda. Ia kemudian mengajak gitaris Ludwig Lemans, yang sebelumnya bergabung dengan band Clover Leaf, untuk bergabung. Keduanya tertarik dengan maraknya grup musik rock di Indonesia.
Tak lama setelah itu, Ahmad Albar, yang akrab disapa Iyek, mengajak Donny Fatah, seorang bassist berbakat, Yockie Suryoprayogo sebagai kibordis, dan Fuad Hasan sebagai drummer. Setelah para personel terkumpul, pria yang kini berusia 76 tahun ini baru memikirkan nama band.
Bagi Iyek, pemilihan nama bukanlah perkara mudah. Mereka sempat mencoba beberapa nama, seperti The Balls, The Road, The God, hingga Crazy Wheels, namun semua nama tersebut dianggap tidak mewakili karakter mereka. Hingga pada penghujung Desember 1972, mereka akhirnya menemukan nama yang tepat, yaitu God Bless.
Uniknya, nama band ini terinspirasi dari sebuah kartu ucapan yang tergeletak di meja tamu rumah adik Iyek, Camelia Malik, yang bertuliskan “May God bless you!”.
Sejak saat itu, God Bless bukan hanya sekadar identitas band, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak band lainnya. Meskipun awalnya tidak memiliki single original, grup ini berhasil mewakili karakter band rock sejati dengan budaya anti-kemapanan, kebebasan yang paripurna, serta gaya busana nyentrik dan aksi panggung yang liar, yang membuat para pecinta musik rock terpesona.
Perjalanan God Bless
Pada puncak kepopulerannya, God Bless menghadapi ujian berat ketika kehilangan dua personel mereka, Fuad Hasan dan Soman Lubis (pengganti Yockie), dalam sebuah kecelakaan. Selain itu, Ludwig sang gitaris juga mengundurkan diri. Namun, Iyek dan Donny tidak larut dalam kesedihan dan segera merekrut Yockie kembali serta mengajak Ian Antono untuk mengisi posisi gitar dan Teddy Sujaya sebagai drummer.
Album perdana mereka, God Bless, akhirnya dirilis pada 1975. Setelah vakum selama satu dekade, God Bless kembali muncul pada 1985 dengan formasi yang sedikit berbeda. Pada formasi ini, Iyek menjadi vokalis, Donny Fatah bermain bass dan vokal, Ian Antono menjadi gitaris, Dodo Zakaria mengisi posisi kibordis, dan Teddy Soedjaya sebagai drummer. Setahun kemudian, Yockie kembali menggantikan posisi Dodo.
Dua tahun setelahnya, album ketiga mereka, Semut Hitam, dirilis dan sukses besar di pasaran, menjadi album terlaris mereka.
Hingga kini, God Bless masih bertahan meski sering berganti-ganti personel. Bahkan, pada konser 48 Tahun God Bless Berkarya, band ini mendapat penghargaan dari Presiden Jokowi sebagai salah satu band legendaris Indonesia.