
Bagi generasi anak band tahun 1990-an, pasti sudah tidak asing lagi dengan salah satu band legendaris, Power Metal. Band ini sering menjadi pilihan musik wajib dalam perlombaan band pada masanya. Berikut ini adalah ulasan tentang band Power Metal dan salah satu lagu mereka yang memiliki pesan moral mendalam.
Sejarah Singkat Band Power Metal
Power Metal awalnya dibentuk dengan nama Power Band, dengan formasi awal Totty M. (vokal), Ipunk (gitar), Prass Hadi (bass), Raymond Arriasz (keyboard), dan Mugix Adam (drum). Namun, formasi ini berubah seiring berjalannya waktu, dengan vokalis digantikan oleh Pungky Deaz dan posisi bass oleh Hendrix Sanada, serta nama band yang berubah menjadi Power Metal.
Pada awal perjalanan musiknya, Power Metal sering membawakan lagu-lagu dari band seperti Metallica, Anthrax, Helloween, Loudness, dan Yngwie Malmsteen. Dalam waktu kurang dari setahun, band ini berhasil meraih beberapa prestasi, antara lain:
- Juara pertama Festival Rock Remaja se-Jawa Timur di Lumajang (1987)
- Juara pertama Festival Rock se-Jawa di Kediri (1988)
- Juara Festival Rock se-Indonesia V (1989), yang menjadi awal karier Power Metal di dunia rekaman.
Pesan Moral dalam Lirik Lagu “ANGKARA”
Lirik lagu “Angkara” dari Power Metal mengandung pesan moral yang dalam. Berikut ini adalah lirik lagu tersebut:
“ANGKARA” – Power Metal
(1)
Kadang manusia saling berlomba
Tiada berhenti mereka mencari
Tak perduli bumi meratap pedih
Tunjukkan keangkuhan dan kuasa
Ada kesombonganmu
Ada kepalsuanmu
Karena dunia ajang keangkuhan
(2)
Itu ulahmu karena kau perkasa
Gejolak jiwamu itu ambisi
Tak perduli adalah derita
Kau tebarkan benih kehancuran
(3)
Ada tangis mereka
Ada bangkai mereka
Ada arena ajang keangkuhan
(4)
Ambisimu yang kau cari
Takkan henti sampai mati
Ambisimu tak perduli
Kaupun rubah, pada diri
Makna Pesan Moral dalam Lirik Lagu “Angkara”
- Bait Pertama
Pesan moral pada bait pertama menggambarkan kehidupan manusia yang seperti perlombaan, selalu mencari kebahagiaan, kesenangan, atau kekayaan tanpa henti. Manusia seringkali tidak peduli meskipun alam kita rusak akibat tindakan kita, seperti membuang sampah sembarangan. Semua ini terjadi karena rasa angkuh dan merasa memiliki kuasa atas alam. - Bait Kedua
Pada bait kedua, lirik mengingatkan bahwa ambisi yang berlebihan bisa menyebabkan kehancuran dan kerusakan. Manusia yang merasa paling hebat dan memiliki segalanya, cenderung merusak hubungan dengan sesama atau bahkan alam. Keserakahan ini bisa berakibat fatal, baik bagi manusia itu sendiri maupun bagi lingkungan sekitar. - Bait Ketiga
Bait ketiga menggambarkan akibat dari tindakan manusia yang angkuh. Keangkuhan ini dapat menyebabkan korban, baik itu sesama manusia maupun makhluk hidup lainnya, seperti flora dan fauna, yang menjadi korban dari keserakahan dan kebodohan kita. - Bait Keempat
Bait terakhir menyampaikan pesan tentang ambisi yang tidak pernah berakhir. Manusia akan terus terobsesi dengan ambisi mereka hingga akhir hidup. Namun, ada pesan untuk introspeksi diri: “Kaupun rubah, pada diri”. Ini mengingatkan kita bahwa perubahan harus dimulai dari diri sendiri. “Rubah” bisa bermakna sebagai perubahan dari dalam diri untuk menjadi lebih baik.
Pesan untuk Kehidupan Manusia Saat Ini
Lagu “Angkara” juga mengingatkan kita akan kenyataan bahwa manusia, saat dihadapkan pada bencana atau wabah seperti COVID-19, akan merasa betapa rapuhnya kita di hadapan alam dan kekuatan yang lebih besar. Saat-saat seperti ini mengingatkan kita untuk bersyukur atas kebahagiaan, kelebihan, dan kebersamaan yang kita miliki.
Mari jadikan hidup lebih bermakna dan bermanfaat, serta selalu introspeksi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik.