
Siapa yang nggak kenal Sheila on 7? Band rock alternatif ini sudah lebih dari dua dekade menghidupkan industri musik Indonesia dengan lagu-lagu yang mampu menggugah perasaan banyak orang. Berawal dari Yogyakarta, mereka sukses menjadi salah satu grup musik terbesar di tanah air. Sheila on 7 dikenal dengan cara unik menyampaikan cerita lewat lirik yang jujur dan melodi yang mudah melekat di hati pendengarnya.
Dalam artikel ini, kita akan mengulas perjalanan Sheila on 7 dari awal berdirinya, album-album hits mereka, hingga prestasi yang telah diraih. Kami juga akan membahas evolusi musik mereka, lagu-lagu ikonik yang pasti kamu kenal, dan bagaimana mereka beradaptasi di era digital, termasuk melalui platform seperti Spotify.
Awal Mula Sheila on 7
Terbentuknya W.H.Y Gank
Kisah Sheila on 7 dimulai dari dua sahabat, Adam dan Sakti, yang membentuk band bernama “W.H.Y Gank.” Mereka mengajak Duta sebagai vokalis, karena Adam dan Duta sering bernyanyi bersama dalam acara 17 Agustus di kompleks mereka. Band ini belum sempat tampil di panggung, tetapi mereka terus berlatih dan bermain musik, meski hanya sebatas latihan dan cover lagu-lagu hits.
Perubahan Nama Menjadi Sheilagank
Setelah vakum selama setahun, mereka bertemu dengan Eross, seorang gitaris handal. Mereka kemudian bergabung dan menambahkan Anton, seorang drummer. Mereka memutuskan untuk membentuk band baru yang diberi nama “Sheilagank” pada 6 Mei 1996. Mereka mulai tampil di pensi dan festival band SMA di seputar Jawa Tengah dan DIY, hingga akhirnya mendapat kontrak rekaman pada 1998 dari Sony Music Entertainment Indonesia.
Lahirnya Nama Sheila on 7
Setelah mendapatkan kontrak, nama band berubah menjadi Sheila on 7, namun nama “Sheilagank” tetap digunakan sebagai julukan untuk penggemar mereka. Sheila sendiri adalah nama seorang teman SMA Eross yang juga teman SD Adam dan Duta. “On 7” merujuk pada tujuh nada dalam skala musik (do-re-mi-fa-sol-la-si), yang berarti Sheila on 7 adalah teman-teman Sheila yang bermain musik.
Perjalanan Karir Sheila on 7
Kontrak dengan Sony Music
Perjalanan mereka tidak mudah. Setelah sempat ditolak oleh Warner Music, Sheila on 7 akhirnya berhasil menembus Sony Music pada Oktober 1998. Meski sempat salah alamat saat menyerahkan demo, mereka diterima dan akhirnya mendapatkan kontrak rekaman.
Album-Albumnya yang Sukses
Debut album mereka, Sheila On 7 (1999), terjual lebih dari 1,5 juta kopi dan mencetak hit besar dengan lagu “Dan” yang mendominasi chart MTV Ampuh selama 40 minggu. Album kedua mereka, Kisah Klasik Untuk Masa Depan (2000), bahkan lebih laris lagi, terjual lebih dari 1,7 juta kopi. Begitu juga dengan album ketiga mereka, 07 Des (2002), yang sukses besar dan menghasilkan lagu “Seberapa Pantas” yang meraih berbagai penghargaan.
Konser dan Tur
Hingga kini, Sheila on 7 masih menjadi idola banyak orang. Mereka masih mengadakan konser tur di berbagai kota besar Indonesia. Tiket konser mereka bahkan selalu terjual habis dalam waktu singkat. Misalnya, konser Tunggu Aku di Samarinda yang baru saja sukses digelar.
Evolusi Musik Sheila on 7
Gaya Musik Awal
Sheila on 7 selalu memiliki gaya musik yang khas, yang mereka sebut sebagai “Sheila Music.” Gaya musik mereka mencakup pop, rock, dan alternatif rock, dengan lirik yang mudah dipahami dan konsep musik yang sederhana.
Perubahan Sound Seiring Waktu
Album kedua mereka membawa kesuksesan lebih besar, namun di album ketiga, 07 Des, mereka mulai bereksperimen dengan sound yang lebih variatif. Lagu “Seberapa Pantas” memperkenalkan elemen pop rock yang lebih kompleks. Mereka juga mencoba genre baru, seperti country pada lagu “Saat Aku Lanjut Usia.”
Eksperimen Genre
Setelah tiga album, Sheila on 7 mulai bereksperimen lebih jauh, dengan pengaruh dari band-band internasional seperti Silverchair dan Radiohead. Di album keempat mereka, 507 (2006), mereka mengubah sound mereka secara signifikan.
Album Terbaru “Musim yang Baik”
Di album terbaru mereka, Musim yang Baik (2014), Sheila on 7 kembali ke format band “4 piece” dengan fokus pada vokal, gitar, bass, dan drum. Mereka bahkan menggunakan teknik rekaman analog untuk menghasilkan suara yang lebih murni.
Prestasi dan Penghargaan
Penjualan Album
Sheila on 7 telah menjual lebih dari 1 juta kopi untuk tiga album pertama mereka, menjadikan mereka band pertama di Indonesia yang mencapai prestasi ini. Album debut mereka terjual 1,5 juta kopi, dan album kedua mereka bahkan terjual lebih banyak lagi—lebih dari 1,7 juta kopi.
Penghargaan Musik
Sheila on 7 tidak hanya sukses secara komersial, tetapi juga di dunia penghargaan. Lagu “Dan” dari album pertama mereka memecahkan rekor dengan menjadi nomor satu di MTV Ampuh selama 40 minggu. Mereka juga memenangkan berbagai penghargaan seperti Anugerah Musik Indonesia dan Panasonic Award.
Rekor-REkor yang Diciptakan
Sheila on 7 mencatatkan rekor penonton terbanyak dalam sejarah Pekan Raya Jakarta (PRJ) 2019 dengan lebih dari 150.000 pengunjung. Konser mereka selalu berhasil memikat ribuan penggemar setia.
Lagu-Lagu Ikonik Sheila on 7
Lagu-lagu Sheila on 7 seperti “Sephia,” “Dan,” dan “Melompat Lebih Tinggi” menjadi bagian dari soundtrack kehidupan banyak orang. Lirik mereka yang mudah dipahami dan penuh makna membuat lagu-lagu ini tak lekang oleh waktu.
Diskografi Sheila on 7
Album Studio
- Sheila On 7 (1999)
- Kisah Klasik Untuk Masa Depan (2000)
- 07 Des (2002)
- Pejantan Tangguh (2004)
- 507 (2006)
- Menentukan Arah (2008)
- Berlayar (2011)
- Musim Yang Baik (2014)
Album Kompilasi
- OST. 30 Hari Mencari Cinta (2003)
- The Very Best of Sheila On 7: Jalan Terus (2005)
- Anugerah Terindah dari Sheila on 7 (2014)
Single Hits
- “Film Favorit” (2018)
- “Pemenang” (2006)
Sheila on 7 di Era Digital
Sheila on 7 telah berhasil beradaptasi dengan era digital. Musik mereka kini bisa dinikmati di platform streaming seperti Spotify, Apple Music, dan JOOX, dengan lebih dari 1 miliar pemutaran di Spotify. Mereka juga aktif berinteraksi dengan penggemar melalui media sosial, memberikan konten yang sering menjadi viral.
Pengaruh Sheila on 7 dalam Industri Musik Indonesia
Sheila on 7 telah menginspirasi banyak musisi Indonesia. Salah satunya adalah Tulus, yang mengakui Sheila on 7 sebagai band idolanya. Selain itu, Sheila on 7 turut berkontribusi besar dalam perkembangan musik Indonesia, dengan lagu-lagu mereka yang tetap relevan dan dicintai oleh generasi baru.
Kesimpulan
Sheila on 7 bukan hanya band, tetapi sebuah legenda hidup dalam industri musik Indonesia. Dengan dedikasi, evolusi musik yang terus berkembang, dan prestasi yang luar biasa, mereka telah membuktikan bahwa musik mereka tak hanya berkesan bagi penggemarnya, tetapi juga telah mengukir sejarah panjang dalam dunia musik Tanah Air.

Saat diminta menyebutkan salah satu grup band yang dipengaruhi aliran musik dan budaya Jepang, ingatan kita tentu tertuju pada J-Rocks. Grup band yang digawangi Imam Taufik Rachman (vocalist), Sony Ismail Robayani (guitarist), Swara Wimayoga (bassist), dan Anton Rudi Kelces (drummer) ini mengusung Japanese pop/rock setiap membawakan karya-karya mereka. Huruf “J” yang mengawali nama J-Rocks pun bisa berarti Jepang dan Jakarta (untuk menunjukkan kota asal grup band ini). Mari kita simak kilas balik perjalanan karier J-Rocks di industri musik tanah air, melalui biografi singkat berikut:
J-Rocks menggebrak belantika musik Indonesia setelah sukses menjuarai festival musik yang merupakan hasil kerja sama sebuah merek kopi instan ternama dengan stasiun televisi swasta nasional pada 2004 silam. Acara bertajuk “Nescafe Get Started” tersebut menjadi batu loncatan Imam cs. untuk mencatatkan diri sebagai grup band pendatang baru dengan warna musik dan aksi panggung mereka yang unik sekaligus nyentrik dengan fashion Harajuku. J-Rocks pun resmi terjun ke dunia hiburan dengan menggarap album perdana berjudul “Topeng Sahabat” pada pertengahan 2005, di bawah nama besar Aquarius Musikindo.
Tak butuh waktu lama bagi J-Rocks untuk mendapat tempat di hati penikmat musik tanah air setelah dua singel dalam album perdana mereka—yang masing-masing berjudul “Serba Salah” dan “Into the Silent”—begitu melejit karena menjadi soundtrack film “Dealova”. Angka penjualan album “Topeng Sahabat” bahkan tembus 450.000 kopi. Ingin mengulang kesuksesan yang sama, J-Rocks kembali merilis album kedua pada tahun 2007 yang diberi judul “Spirit”. Album kedua ini kembali mendulang sukses dengan hits andalan “Kau Curi Lagi”. Di lagu tersebut J-Rocks menggandeng musisi muda Prisa Rianzi untuk berkolaborasi.
Album ketiga menjadi ajang pembuktian J-Rocks untuk melebarkan sayap di industri musik internasional. Lewat album “Road to Abbey” yang dirilis pada tahun 2009, Imam cs mendapat kesempatan untuk terbang ke negeri Ratu Elizabeth dan melakukan rekaman di sebuah studio legendaris Abbey Road. Kesempatan emas tersebut didapat setelah J-Rocks memenangkan kompetisi “A Mild Live Soundrenaline 2008”. J-Rocsktar (sebutan fans J-Rocks) pun patut bangga karena idola mereka terpilih sebagai grup band terbaik pada ajang tersebut.
Tahun 2017 ini, J-Rockstar tampaknya tengah bersiap untuk menyambut come back J-Rocks yang akan merilis album terbaru mereka dalam waktu dekat. Album keempat ini terdiri dari 10 lagu yang salah satunya merupakan lagu lama ciptaan Melly Goeslaw yang diaransemen ulang. Aktivitas promosi abum terbaru J-Rocks dipastikan bakal berbeda dari sebelumnya, mengingat imej Harajuku style yang telah ditinggalkan keempat personelnya yang kini beralih ke pretty look.